dependentbeing
Utas oleh
 @dependentbeing

(1) Apakah berbuat dosa dapat dikategorikan sebagai "pilihan bebas" seorang muslim? (2) Apakah maksiat seorang hamba kepada Allah dapat dianggap sebagai hasil dari "pilihan bebas" mereka? Sebuah utas sederhana tentang "Kebebasan Manusia dalam Pandangan Prof. Al-Attas"

Foto dari @dependentbeing

Jawaban singkat dari dua pertanyaan di atas adalah: TIDAK. Melalui pemikiran Prof. Al-Attas, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa berbuat dosa dan bermaksiat BUKANLAH penerapan yang tepat dari konsep kebebasan sebagaimana yang dipahami dalam agama Islam. +

Prof. Al-Attas menjelaskan bhw istilah yg tepat utk kebebasan dlm Islam adalah 'ikhtiyar', yg terkait dengan 'khayr' & berasal dari akar kata 'khara' atau 'khayara', yg kesemuanya bermakna 'kebaikan'. Artinya, makna kebebasan dalam Islam tidak dapat dilepaskan dari kebaikan. +

Kebebasan memilih dlm Islam tdk dapat ditafsirkan di luar makna kebaikan (ikhtiyar). Oleh karenanya, kebebasan memilih adalah memilih di antara pilihan yg baik, atau yg lebih baik, atau yg terbaik di antara dua kemungkinan. Penekannya ada pd nilai kebaikan. Mengapa demikian? +

Prof. Al-Attas menyatakan bhw konsep ikhtiyar (kebebasan memilih) berkaitan erat dengan falsafah keadilan dalam Islam, yaitu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, yg mana hal tersebut merupakan salah satu bentuk kebaikan. +

Lawan dari Keadilan adalah Kezaliman, yg berarti menempatkan sesuatu BUKAN pada tempatnya. Dlm Islam, keadilan tdk hanya bermakna ke luar diri manusia, tetapi jg berkaitan dgn kondisi internal diri seorang manusia dan hubungannya kepada Allah sebagai Rabb-nya. +

Berbuat adil adalah berbuat sesuai fitrah manusia, sesuai tuntunan Allah dan agama Islam. Sebaliknya, berbuat zalim adalah menyelisihi fitrah dan perintah Allah. Dengan demikian, kebebasan memilih dlm Islam hanya berada dlm lingkup Kebaikan dan Keadilan. +

Lantas, bagaimana jika seseorang 'memilih' untuk bermaksiat dan berdosa? Apakah itu kebebasan? Jika seseorang bermaksiat dan melakukan dosa, maka ia telah melakukan kezaliman atas dirinya, ia tdk berbuat adil, ia menyelisihi fitrah penciptaannya sbg hamba Allah. +

Mrk yg memilih bermaksiat adalah mrk yg kalah oleh hawa nafsunya, ia justru sedang tidak bebas, karena ia didominasi oleh hawa nafsunya. Sedangkan dlm Islam, kebebasan hanya didapat apabila seseorang 'merdeka' dari hawa nafsunya demi menghamba pada Rabb-nya. +

Ketika seseorang bermaksiat, dlm Islam, ia tdk dianggap sedang menerapkan kebebasan dlm memilih. Dia tdk sedang 'berikhtiyar' karena yg dia lakukan bukanlah hal yg baik bagi dirinya sebagai hamba Allah. +

Dia sejatinya tdk sedang memilih, ia justru sedang dikuasai oleh hawa nafsu dan terbelenggu oleh naluri hayawaniyah (kebinatangan)-nya. Sebaliknya, konsep kebebasan memilih dlm Islam hanyalah berada dlm lingkup kebaikan dan keadilan. +

Dalam kondisi itu, seorang hamba 'merdeka' dan terlepas dari kungkungan hawa nafsunya serta menggunakan Akal ('Aql dlm bhs arab berarti mengikat) yg telah Allah anugerahkan kepadanya. Wallahu A'lam Bisshowab. +++

Referensi: Syed Muhammad Naquib Al-Attas, "Tinjauan Ringkas Peri Ilmu dan Pandangan Alam", Ta'dib International, Kuala Lumpur, 2019, hlm. 63

Utas tidak lengkap? Coba Perbarui Utas
Baca di Twitter ↗️ Follow Twitter @bacautas ↗️
>